miércoles, 14 de julio de 2010

Looking forward, and Foreword to Ananda Sukarlan Award 2010

This time my entry is in Indonesian, which is the foreword for ASA 2010.

"Music is the food of love" (William Shakespeare).
"Like food, if it's instant, it is junk" (Ananda Sukarlan)

Ananda Sukarlan Award 2010 kembali kami selenggarakan di tengah keadaan yang serba instan yang semakin marak. Ketenaran dan karir yang diraih langsung dari atas adalah ciri khas "seni" pertunjukan saat ini di Indonesia. Sayang sekali banyak yang lupa, jika anda mendarat langsung di puncak gunung, jalan satu-satunya yang ada hanyalah kebawah. Saya tidak pernah percaya ramalan baik Joyoboyo maupun Nostradamus, tapi saya hanya selalu percaya pada satu ramalan saja, yaitu dari seniman Andy Warhol di tahun 70-an: "In the future, everybody will be famous for 15 minutes". Dan hal itu sedang dalam proses realisasinya, baik berkat siaran-siaran TV dari Amerika Serikat yang menjanjikan ke"seniman"an dalam beberapa bulan sampai penawaran predikat "terbaik", "terbanyak" dan banyak ter- lainnya yang harganya lebih murah daripada sebuah mobil termurah pun. Masih terus terngiang-ngiang di telinga kita persembahan Glenn Gould memainkan Goldberg Variations dari tahun 70-an, atau konser terakhir Leonard Bernstein yang legendaris mengekspresikan Four Sea Interludes dari Benjamin Britten di tahun 1990. Tapi saat ini sebuah kejadian atau kreasi seni penting, betapapun tinggi nilai artistiknya, betapapun besar karya seninya, hanya akan terkenang selama sebuah status facebook belum diganti. Tidak ada lagi misteri dan ambiguitas lagi di dalam sebuah karya seni, karena semua misteri kini bisa dipecahkan lewat google.

Saya merasa sangat terharu bahwa ada sekitar 60 (dan pasti lebih lagi diluar ini) peserta ASA 2010 yang masih percaya akan jalan yang sulit dan berliku-liku dan "kuno" dalam dunia seni, khususnya musik sastra. Jalan tradisional inilah yang saya yakin akan menempa mereka menjadi seniman sejati yang mengerti liku-liku dunia ini, yang mau belajar dari kesalahan, yang mau menerima kritik dan kekurangan untuk memperbaikinya, yang mau jatuh berkali-kali tapi bangun berkali-kali lagi. Tidak ada kata "kalah" dalam dunia seni, tidak ada kata "salah" dalam berkespresi. Yang ada hanyalah introspeksi dan kerja keras yang terus menerus untuk mencapai puncak yang tidak akan bisa diraih oleh manusia manapun di planet ini, yang bernama "kesempurnaan".

Saya ingin mengucapkan selamat kepada para peserta ASA 2010. Dan juga rekan-rekan juri yang terdiri dari musikus-musikus yang sangat saya hormati dan kagumi yang punya kepercayaan yang sama dengan saya, terima kasih sedalam-dalamnya saya ucapkan. Tuhan memberkati anda dalam berkompetisi dengan anda sendiri untuk menjadi anda yang lebih baik di masa depan.

Pianistically yours,

Ananda Sukarlan
www.musik-sastra.com